November 4, 2010

Renungan: Berkubang dalam luka

Mazmur 147 : 1 - 6

147:1 Haleluya! Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji itu.

147:2 TUHAN membangun Yerusalem, Ia mengumpulkan orang-orang Israel yang tercerai-berai;

147:3 Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka;

147:4 Ia menentukan jumlah bintang-bintang dan menyebut nama-nama semuanya.

147:5 Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga.

147:6 TUHAN menegakkan kembali orang-orang yang tertindas, tetapi merendahkan orang-orang fasik sampai ke bumi.


Berkubang dalam luka

Manusia bukan hanya terdiri dari hal yang fisik, yang kalau luka terasa sakit, tapi kita juga terdiri dari yang non-fisik, yang juga bisa dilukai, tentu tidak selalu dengan benda fisik. Luka yang sifatnya non-fisik itulah yang sering kita sebut sebagai luka batin, karena yang terluka memang ‘batinnya’, yang bahkan bisa membuat kita lebih merana daripadi luka fisik. Kadang sakit fisik lebih mudah diobati dari pada sakit hati. Separah-parahnya kita sakit, masih bisa ditelusuri: dicari bakterinya dimana, jenisnya apa, lalu ditelusuri antibiotic apa yang bisa membunuh bakteri itu. Tapi kalau didalam hati engkau menyimpan rasa sakit hati, kecewa dan dendam, antibiotik apa yang cocok?

Hari ini kita membaca bahwa Allah menyembuhkan orang-orang yang patah hati atau broken in heart dan membalut luka-luka mereka. “Orang-orang yang patah hati” dalam mazmur ini bukan sekedar orang yang punya luka batin karena disakiti orang lain atau rasa kecewa dan kepahitan karena peristiwa hidup yang berat. Memang orang-orang demikian termasuk didalamnya. Tapi yang paling mendasar dari orang yang “broken in heart” adalah orang yang patah hati karena dosa. Jadi mereka adalah orang yang merasa hancur hatinya karena menyadari dosanya. Hati mereka hancur karena mereka sadar bahwa dosa-dosa itu tidak berkenan di hadapan Allah. Orang yang hancur hatinya adalah orang yang sadar dirinya adalah pendosa. Allah akan memulihkan orang yang seperti ini.

Ketahuilah bahwa dalam setiap ‘luka’ yang anda rasakan entah itu rasa kecewa, sakit hati, tidak mau mengampuni, pasti ada unsur dosa didalamnya. Mungkin seseorang mengatakan “itu bukan dosa, karena aku korban! aku disakiti, aku dihina, aku dikhianati”. Lalu biasanya orang seperti ini akan membiarkan dirinya berkubang dalam luka-lukanya, tidak mau keluar dari rasa itu. Bukankah ketidak mampuan kita untuk memaafkan, ketidak sanggupan kita untuk menerima diri kita dan rasa dendam yang menguasai kita, semua itu adalah dosa? Tapi orang yang patah hatinya adalah orang yang mengaku bahwa didalam luka-lukanya ada dosa. Mereka adalah orang yang mengatakan “Tuhan aku begitu kecewa, aku begitu sakit hati, tapi aku tidak tahu harus bagaimana, balutlah luka-lukaku supaya aku lepas dari kekecewaan ini”

Orang yang “broken heart” didalam Mazmur ini adalah orang yang sadar dirinya hancur, dan mengaku bahwa dia membutuhkan Allah. Karena dia tahu dia tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri; dia tahu hanya Allah yang sanggup menyembuhkan dan memulihkan hidupnya. Kalau bintang di langit saja Allah yang menentukan jumlahnya dan nama-namanya, apalagi mengurus luka kita yang kecil ini? Kalau begitu, mengapa masih terus berkubang dalam luka-luka hidupmu?

No comments:

Post a Comment