May 4, 2009

Shenzhen di siang hari

Saya berdiri di depan taman miniatur dunia yang terkenal dengan sebutan “the window of the world” di kota shenzhen. Di hari libur yang panas itu pelataran tempat wisata ini ramai dipenuhi warga senzhen dan turis manca Negara. Saya melihat suatu pemandangan yang menarik.

Seorang anak kecil, umurnya tidak lebih dari 7-8 thn, berdiri memegang 3 tangkai mawar di tengah keramaian orang yang lalu lalang di pedestrian. Saya berpikir dia sedang menjajakan bunga mawar… Tapi tiba-tiba anak itu bergerak mendekati seorang perempuan muda yang sedang berjalan bergandengan tangan dengan pasangan laki-laki-nya dan dengan cepat anak kecil ‘penjaja mawar’ ini memeluk satu kaki perempuan muda itu dengan seluruh tubuhnya. Alhasil perempuan yang masih remaja itu tidak dapat berjalan karena di kaki nya bergelayut seorang anak kecil yang dengan muka memelas seperti menangis berteriak-teriak, “ &%#..%$&*(.....!!! “. :)

Saya tidak tahu artinya, tapi sepertinya anak itu memohon supaya bunga mawarnya dibeli. Perempuan malang itu berusaha untuk melepaskan ‘japitan’ di kakinya dengan sekuat tenaga, dan dengan sekuat tenaga juga anak laki-laki itu tetap memeluk kaki itu dengan kuat. Dia mencoba mengatakan bahwa dia tidak mau membeli, tapi bocah itu tetap berteriak-teriak dengan muka menangis. Sementara sang pacar juga berusaha menarik untuk melepaskan pelukan anak itu. Orang yang lalu lalang disekitar hanya melihat dan terus berjalan seakan itu adalah pemandangan yang biasa. Aneh…saya berpikir, kalau ini terjadi di Jakarta, anak kecil itu pastilah sudah babak belur.

Setelah perempuan itu berupaya melepaskan diri dengan berbagai cara, akhirnya sang pacar mengeluarkan uangnya dan memberikannya pada anak itu. Jepitan pun dilepaskan, tapi bunga tidak diberikan, dan perempuan itupun sudah tidak peduli dengan bunga yang sudah dibayar, yang penting sudah lepas :).

Ketika itu saya sedang menunggu mobil jemputan yang akan membawa saya kembali ke hotel. Jadi saya masih sempat melihat anak kecil itu melakukan aksi yang sama kepada 5 orang lainnya dalam waktu kira-kira 30 menit. Dalam pengamatan singkat itu saya menemukan suatu pola. Anak itu hanya mendekati pasangan muda, terutama remaja yang memang terlihat sangat intim. Tidak sekalipun dia mencoba mendekati pasangan dewasa, atau suami istri; yang dia targetkan hanyalah pasangan remaja.

Mengapa demikian? Dia tahu persis bahwa kalau dia menjerat sang perempuan, maka sang pangeran yang masih muda dan bersemangat itu akan “tertantang” untuk menolong sang putri dengan segala cara, bahkan dengan cara membayarnya sekalipun. Dari 5 pasangan yang saya lihat, hanya satu pasangan yang laki-lakinya memakai kekerasan untuk menyelamatkan pacarnya, sedangkan selebihnya, membebaskan dengan cara membayar bandit kecil ini. Sebuah pemerasan yang secara terbuka di depan publik yang dilakukan seorang bocah kecil. Dunia ini memang aneh.

Mungkin bukan bocah itu yang menciptakan strategi ini, ada sutradara yang mengatur di belakang panggung. Tapi yang jelas anak yang mestinya masih bermain-main dengan teman-temannya ini, tidak seharusnya masuk dalam arena kotor penipuan yang menjual tangis, menyandera rasa malu seseorang, dan memanipulasi rasa heroic seorang laki-laki.

Wah…ini manipulasi berlapis lapis yang sanggup dilakukan seorang bocah. Dia tahu, seorang perempuan akan menjaga kelakuannya di depan pacarnya, sehingga ketika digelayuti kakinya, dia hanya meringis, berusaha bicara, dan mendorong ‘lembut’ anak itu. Dia tahu, kalau itu dilakukan di depan orang, maka perempuan itu akan malu, jangan-jangan orang berpikir itu anaknya. Coba kalau ibu-ibu yang kakinya digelayuti, sudah pasti anak itu dipukul pakai payung atau tas belanjaan karena gemes dengan kenakalan seperti itu. Dia tahu, seorang laki-laki muda akan menjadikan kesempatan itu sebagai ‘moment’ menunjukkan ke-gentle-an dan sikap melindungi pacarnya. Luar biasa bukan strateginya? Mungkin itu tidak akan berhasil di Jakarta, tapi di Shenzhen, anak itu berhasil mengumpulkan uang yang cukup untuknya: hasil dari manipulasi.

Kira-kira….bandit kecil itu kalau sudah besar menjadi seperti siapa ya? Preman? Koruptor? Pejabat Negara? Dosen? Orang tua yang abusive kepada anaknya? Atau….Pendeta? :))