April 10, 2012

Renungan; Jadilah Teladan

Yohanes 13:4-5

(4) Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,

(5) kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.



Jadilah Teladan

Dunia ini sering mengajarkan kita memimpin dengan kuasa, dengan status, dengan kedudukan. Itu sebabnya pemahaman yang umumnya orang milki tentang kepemimpinan adalah berkaitan erat dengan “kedudukan” atau “status”. Sehingga ketika orang bicara tentang kepemimpinan, kita berpikir itu tidak relevan untuk kita karena kita merasa diri kita tidak punya jabatan dan kedudukan apa-apa dalam kepemimpinan. Ini pemikiran yang salah: kepemimpinan tidak harus berjalan didalam jabatan atau status atau kedudukan. Karena ada orang-orang tertentu dalam komunitas yang tidak punya jabatan dan status kepemimpinan dalam komunitasnya, tapi pendapatnya selalu didengar dan diikuti oleh orang sekitarnya.

Disini kita melihat Tuhan Yesus memimpin tidak dengan power, status, jabatan, kedudukan. Tapi Dia memimpin dengan teladan. Apakah yang Kristus lakukan? Dalam ayat 4-5 yang kita baca, terdapat beberapa kata kerja yang penting yang menjelaskan apa yang Tuhan lakukan: “bangun, menanggalkan, mengambil, mengikat, menuangkan dan membasuh”. Dia tidak bicara, bahkan tidak pakai kata pengantar dari apa yang dilakukanNya.

Sebenarnya mencuci kaki bukanlah pekerjaan seorang “pemimpin” tapi budak. Di rumah orang-orang Yahudi selalu ada air didepan rumah, dan seorang budak bertugas mencuci kaki tamu-tamu yang masuk. Sepertinya tidak ada budak di rumah itu. Tapi mengapa harus Tuhan? Di Lukas 22:24 murid-murid sedang berdebat, siapakah yang terbesar diantara mereka. Tentu tidak ada yang terpikir buat mereka untuk mengambil posisi budak dan mencuci kaki orang lain karana masing-masing mereka sibuk memikirkan posisi dan kedudukan yang terbesar diantara mereka.

Disini kita melihat pola kepemimpinan Kristus yang memimpin dengan teladan. Teladan bukan suatu perbuatan tersembunyi. Teladan itu nyata, tapi juga bukan “pamer”. Suatu tindakan yang sifatnya “pamer” tidak akan jadi teladan. Teladan akan membuat orang lain terinspirasi, tercerahkan dan tersadarkan. Ini berbeda dengan “pamer”. Karena pamer dilakukan bukan supaya orang lain tersadarkan, tapi supaya orang tersebut meninggikan dirinya. Tindakan “pamer” tidak akan lama, karena orang yang melakukan perbuatan baik hanya untuk mendapatkan simpati, cepat atau lambat akan merasa lelah, bahkan jadi mundur ketika orang lain tidak memperhatikanya, karena tujuannya memang untuk diperhatikan.

Tuhan pernah mengatakan “ikutlah Aku”, itu berarti menyangkut seluruh kehidupan termasuk karakter dan perbuatan Kristus. Dia merupakan model yang kita tiru yang memimpin kita ke arah seperti Dia. Model harus ditiru dari jarak dekat! Supaya tidak salah tiru. Kristus memberi diri menjadi teladan, maka Dia hidup dekat dengan orang-orang sekelilingNya. Demikian juga dengan mencuci kaki, ini adalah suatu tindakan yang membutuhkan posisi tubuh yang sangat dekat sekali. Kita tidak akan bisa jadi teladan bila kita berdiri jauh tinggi di menara gading. Kristus sendiri harus turun ke dunia, menjadi pribadi yang dekat dan ber-relasi secara “personal” dengan orang di sekelilingnya.

Teladan memang harus dilihat dari dekat! Tapi resikonya kalau dilihat dari dekat, maka ada resiko menerima penghinaan, tidak dihargai dan dimanipulasi oleh orang yang dengannya kita ber-relasi. Tapi bukankah itu juga yang terjadi pada Tuhan Yesus ketika Dia berada di tengah-tengah manusia yang melihat Dia dari dekat? Dari tempat yang kudus Dia turun ke dunia supaya orang melihat Dia dari dekat. Tapi setelah dekat, orang memanipulasi Dia: hanya minta berkatNya tapi tidak minta pengampunanNya, bahkan menyalibkan Dia.

Sahabatku, walau resikonya berat, tapi mari belajar menjadi teladan bagi orang-orang yang sehari-harinya ada disekitar kita. Sudahkah perbuatan dan perkataan anda memimpin orang kepada Tuhan? Sudahkah orang lain tercerahkan pikirannya, atau terinspirasi dengan kehidupan yang transparan yang jelas terlihat dalam hidup anda?