December 23, 2009

Renungan: Herodes, manusia yang haus akan kuasa

Matius 2 : 13 - 23

2:13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."

2:14 Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir,

2:15 dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

2:16 Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.

2:17 Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia:

2:18 "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."

2:19 Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya:

2:20 "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati."

2:21 Lalu Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel.

2:22 Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea.

2:23 Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.


Herodes, manusia yang haus akan kuasa

Dunia tempat kita berada ini adalah dunia yang penuh dengan kuasa. Dimana-mana orang ingin berkuasa. Banyak orang berpikir bahwa semakin dia memiliki banyak maka semakin dia lebih berkuasa lagi. Dunia ini mengajarakan bahwa kalau kita tidak berkuasa, maka kita akan dikuasai; itu saja masalahnya. Ke dalam dunia yang seperti inilah Tuhan Yesus lahir. Ketika Ia lahir, Bayi Yesus sudah dihadang oleh seorang Herodes!

Herodes adalah tipikal orang yang haus akan kekuasaan, bahkan gila kuasa. Dia memerintah dengan tangan besi. Konon dia tega membunuh keluarganya sendiri untuk mempertahankan kekuasaannya, bahkan siapapun yang menghalangi dia, akan dibunuh. Herodes disebut-sebut sebagai raja, tapi sebenarnya Herodes bukanlah orang Jahudi, dia adalah orang Edom, dia dijadikan oleh orang Romawi yang waktu itu menjajah orang Israel, sebagai raja boneka. Dalam hatinya sebenarnya dia tahu bahwa dia bukanlah raja orang Jahudi yang sesungguhnya.

Ketika Yesus lahir, Herodes sudah memerintah lebih dari 30 tahun, tapi dia tetap semangat mempertahankan kekuasaannya. Dalam keadaan dirinya sudah tua, dia tahu dia sudah banyak bunuh orang, dan banyak orang berharap dia mati. Tiba-tiba dia mendengar berita bahwa seorang bayi telah lahir dan akan jadi raja orang Israel. Tentu berita ini membuat Herodes gelisah, takut, bahkan sakit hati dan berusaha menekan perasaannya dengan kemarahannya.

Disini Tuhan hadir sepertinya dalam keadaan tidak berdaya: betapa kecilnya Yesus di tangan Herodes yang dengan ringan memerintah utuk membunuh bayi-bayi. Kristus lahir seakan tidak berdaya, lemah,diombang-ambing oleh penguasa dan harus terdesak keluar dari Betlehem, lari ke mesir. Tapi justru itulah plot yang memang harus terjadi, lari ke Mesir dan kembali setelah Herodes meninggal. Semua itu sudah dinubuatkan dan sudah direncanakan. Justru yang disaksikan oleh Matius adalah kuasa Allah yang mengatur segalanya. Pekerjaan Tuhan disini jelas sekali. Semua plot yang terjadi ini bukan kebetulan, karena Allah sudah melihatnya terlebih dulu. Allah tidak pernah kehilangan kendali, bahkan Allah memegang kendali segalanya, dan tidak satupun yang menguasai Tuhan Yesus: tidak dosa, tidak Herodes, atau kuasa lainnya.

Sobat muda, cerita kelahiran Kristus menunjukkan kuasa Allah yang nyata di bumi. Kristus memang datang sebagai bayi, tapi Dia datang sebagai Raja, yang dipenuhi oleh kemuliaan Raja. Kalau Kristus datang sebagai Raja, maka biarlah sekarang kita juga mengerti bahwa hanya Tuhan Yesus yang berkuasa atas kita, bukan uang, bukan kedudukan, dan bukan diri kita sendiri. Hidup harus dikuasai oleh Kristus. Dia hadir sebagai Tuhan yang artinya sebagai penguasa dalam hidup kita.

Apakah yang menguasai hidupmu saat ini? Banyak orang masih dikuasai hawa nafsunya dan dikuasai dirinya sendiri. Ketika kita merayakan natal, ingatlah bahwa Kristus sungguh hadir dan menguasai hidup kita. Jangan biarkan apapun atau siapapun memegang kendali atas diri kita selain Dia yang memiliki hidup kita.

December 21, 2009

Renungan: Yesus Kristus Raja Damai

Yesaya 9 : 5

9-5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.


Yesus Kristus Raja Damai

Semua orang menginginkan kedamaian lebih dari pada keinginan lainnya. Banyak orang akan setuju, bahwa ketimbang materi lebih baik memiliki kedamaian. Karena kita mengartikan ‘damai’ sebagai suatu kondisi dimana tidak ada konflik, kekacauan, ketakutan, dan penderitaan; yang ada adalah kesejahteraan, keselarasan, dan keutuhan. Siapa yang tidak mau kondisi seperti itu?

Negeri kita memang tidak sedang dilanda perang seperti yang terjadi di belahan dunia lain. Tapi bila kita melihat sekeliling kita, tidak habis-habisnya konflik berkecamuk di negeri ini; konflik antar kelompok, perorangan bahkan antar institusi dan lembaga. Kejahatan meningkat terus dalam berbagai bentuk yang membuat kita selalu hidup dalam kekuatiran dan ketakutan. Media TV bahkan menghadirkan kekacauan itu di ruang tamu kita, yang membuat kita sadar bahwa tidak ada tempat atau sudut yang damai di dalam dunia kita. Banyak orang mencari kedamaian dan mengupayakan sedemikian rupa, tapi sering kali usaha itu tidak berhasil karena dipatahkan lagi oleh kejahatan dan keserakahan manusia.

Yesaya mengatakan bahwa Mesias itu akan disebut orang Raja damai. Kedamaian yang Tuhan Yesus berikan adalah kedamaian yang bukan datang dari dunia ini atau seperti yang diupayakan manusia. Tuhan mengatakan “Damai sejahtera kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera kuberikan kepadamu, dan apa yang kuberikan tidak seperti yang diberikan dunia kepadamu…” (Yohanes 14:27) Tuhan Yesus mengatakan ini sebagai peringatan kepada Murid-murid bahwa mereka akan menghadapi berbagai pencobaan, tapi Tuhan menjanjikan kedamaian di hati mereka yang akan memberikan kekuatan. Makna kedamaian yang Tuhan berikan memang berbeda dari apa yang orang sering upayakan. Seperti apakah dunia ini mengajarkan kita bagaimana mengejar kedamaian? Kalau terjadi konflik dalam rumah tangga, cerai saja. Kalau orang berbuat jahat, balas saja. Kalau merasa bosan, pergi saja. Kalau ada masalah, lari saja. Kalau merasa kurang, cari saja. Itulah pemikiran tentang pencarian damai yang dilakukan dunia ini. Cara pikir dunia tentang damai adalah ketika tidak ada konflik, tidak ada penindasan, dan tidak ada kekacauan. Tapi “damai” yang Tuhan Yesus berikan tidak demikian. Justru Tuhan Yesus menjanjikan kedamaian di dalam hati kita bahkan ketika konflik, penindasan dan kekacauan itu masih berlangsung di sekitar kita.

Orang Jahudi menyebut damai itu sebagai “shalom” dan orang Kristen di Indonesia sekarang sering menyebut kata ini. “Shalom” adalah kata yang kaya sekali yang didalamnya mengandung makna suatu “keutuhan” dan “lengkap”. Damai yang Kristus berikan akan membuat hidup kita utuh, lengkap dan tidak kekurangan apapun. Dengan demikian, penderitaan tidak membuat kita jadi merasa ‘kurang’, konflik tidak membuat kita jadi jahat, kejahatan orang lain tidak membuat kita jadi berbuat dosa, kekacauan tidak membuat kita jadi takut. Kedamaian yang Tuhan letakkan di dalam hati kita membuat kita dapat tetap dalam keadaan ‘damai’: damai dengan Allah, damai dengan diri sendiri, bahkan damai dengan sesama kita.

Banyak orang masih mencari damai di dunia ini, padahal damai yang sesungguhnya hanya bisa kita temukan di dalam Tuhan Yesus. Dia membawa kita berdamai dengan Allah sehingga kita mendapatkan kasih anugrahNya. Dia membawa damai di dalam hati kita sehingga kita juga berdamai dengan diri sendiri dan orang lain.

Sobat muda, temukan damai yang sejati di dalam Kristus, bukan di dalam dunia ini.

December 14, 2009

Renungan: Penasehat Ajaib

Yesaya 9 : 6

9:6 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.


Penasehat Ajaib

Seringkali kita mengahadapi pilihan-pilihan yang membingunkan dalam hidup kita, atau masalah-masalah yang sangat pelik untuk dapat diselesaikan. Dalam kebingungan itu biasanya kita akan mencari seseorang yang akan memberikan kita petunjuk, nasihat ataupun pencerahan supaya kita dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Kadang masalah hidup terlalu berat dan pilihannya terlalu sulit sehingga pencerahan apapun tetap membuat jalan kita terasa gelap. Dunia ini memang semakin gelap.

Kegelapan itulah yang juga dirasakan oleh Yesaya ketika dia melihat sekelilingnya. Yesaya melihat kondisi orang Israel yang hatinya gelap karena lebih suka berbuat dosa, pemimpin-pemimpin yang hatinya juga busuk dan bahkan lebih lagi menyusahkan rakyat yang mereka pimpin. Ditengah kegelapan itu Yesaya menyampaikan pesan Allah bahwa akan lahir ditengah-tengah gelapnya dunia ini seorang “Penasihat yang ajaib”. Tentu ini janji yang sangat melegakan.

Orang Israel mengerti arti Allah yang ajaib yang sanggup melakukan apa saja. Mazmur 78:12 mengatakan “Dihadapan nenek moyang mereka dilakukanNya keajaiban-keajaiban di tanah Mesir”. Sekarang Yesaya mengatakan menyatakan secara khusus kata “ajaib” menjadi sebutan bagi anak yang akan lahir di tengah Israel dan menjadi “Penasihat ajaib”. Yesaya menunjuk sebutan ini kepada Mesias yaitu Tuhan Yesus yang lahir di tengah dunia.

Ada beberapa karakteristik “Penasihat ajaib” yang nyata dalam diri Kristus.

Pertama, seorang penasihat akan selalu bekerja secara langsung terhadap yang dinasihatkannya dalam percakapan, pendampingan dan relasi yang dekat. Mesias itu datang menghampiri manusia dan menjadi manusia dan hidup ditengah manusia. Begitulah Tuhan menjadi penasihat yang ajaib dalam hidup kita dengan membiarkan kita masuk dalam relasi denganNya.

Kedua, seorang penasihat memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan orang yang dinasihatinya. Puji Tuhan, di tengah jaman yang gelap ini, kita punya “the wonderful counselor”, yang memimpin dan mencerahkan kita dalam pengambilan keputusan-keputusan yang penting.

Ketiga, seorang penasihat harus mengerti betul apa yang disampaikannya dan tahu persis kondisi orang yang dinasihatinya. Penasihat yang ajaib ini bahkan telah turun menjadi manusia dan merasakan artinya menderita, terhimpit, dan ditekan penguasa dalam ketidak adilan. Dia tahu persis dan mengerti setiap pergumulan yang kita alami, karena Dia pun pernah mengalaminya.

Tapi ada 2 hal yang harus kita miliki supaya “Penasihat yang ajaib” sungguh kita alami secara pribadi; kita harus memiliki “trust and obey” atau percaya dan taat. Sebab pergi kepada konselor tidak ada gunanya kalau kita tidak taat melakukakan apa yang yang dia katakan. Sama saja anda pergi ke dokter lalu mendapatkan resep obat, tapi anda tidak menebus obat anda sendiri; apa artinya pergi ke dokter?

Sobat,, kemanakah engkau mencari nasihat untuk langkah-langkah hidupmu? Datanglah padaNya, Penasihat yang ajaib. BersamaNya tidak ada yang mustahil!

December 11, 2009

Renungan: Menjadi Laki-Laki yang Allah Inginkan

Kejadian 3 : 6

3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.

Hakim - Hakim 4 : 7 - 8

4:7 dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu."

4:8 Jawab Barak kepada Debora: "Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju akupun tidak maju."

1 Timotius 6 : 11

6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.


Menjadi Laki-Laki yang Allah Inginkan

Kita memang hidup didalam budaya dengan patriakal yang kuat. Pejuang perempuan sering bilang bahwa perempuan hidup didalam dunia laki-laki. Laki-laki dari kecil sudah menyadari perbedaan kelas yang dimilikinya dengan perempuan. Di rumah dia diperlakukan lebih istimewa dari saudara perempuannya. Orang tuanya selalu mengatakan “kamu kan anak laki….”

Tanpa disadari laki-laki menjadi bertumbuh kesadarannya bahwa memang dia lebih dari perempuan, dan perempuan bergantung padanya. Itu sebabnya pada umumnya laki-laki lebih senang bila perempuan bermanja-manja dengannya, dan melihat betapa perempuan itu membutuhkannya. Entah kondisi social ataupun kondisi psikologis yang membentuknya, tapi pada umumnya gambaran seorang laki-laki seringkali ditampilkan dengan karakteristik : kuat, berkuasa, punya harga diri, berotoritas, dan mandiri.

Tapi bagaimana potret laki-laki yang diinginkan Allah? Allah menciptakan laki-laki dan perempuan berbeda dan unik. Sekali lagi tidak berarti ada yang lebih tinggi dan ada yang lebih rendah. Tapi dengan adanya 2 dan berbeda, tentu Allah punya maksud yang unik, yang Dia ingin lihat dalam diri seorang laki-laki dan seorang perempuan. Kita diciptakan bukan dengan “sexless spirit” tapi kita masing-masing laki-laki dan perempuan yang berbeda, dan dengan mengerti masing-masing maka kita bisa menjalin komunikasi yang baik, dan menjadi team yang baik.

Laki-laki didisain untuk menjadi pemimpin. Menjadi pemimpin jangan disamakan dengan “menguasai” apalagi “mendominasi” dan “mengeksploitir”. Allah memanggil laki-laki untuk memimpin, bukan untuk mendominasi. Adam gagal menjadi pemimpin. Dia ada disana bersama-sama istrinya, tapi dia gagal memimpin istri untuk tidak digoda oleh iblis, dan juga gagal memimpin dirinya sendiri untuk tidak tergoda hal yang sama.

Laki-laki harus kuat didalam mengambil keputusan-keputusan yang penting, bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi untuk kebaikan bersama. Harus diingat, ketika laki-laki tidak bersedia memimpin, maka perempuan akan maju; dan sebenarnya itu sesuatu yang memalukan, bukan karena kenyataan perempuan yang maju, tapi karena kenyataan laki-laki yang tidak mau maju. Begitulah cerita Debora dan Barak. Barak yang panglima perang, tidak berani maju memimpin, malah mengatakan pada Debora, “kalau kamu maju, aku ikut, kalau kamu tidak, aku juga tidak”. Barak akhirnya kehilangan peran!! Ketika laki-laki tidak mau ambil tanggung jawabnya, maka dia akan kehilangan perannya. Perhatikan cerita dalam hakim-hakim itu, pada akhirnya yang membunuh musuh Israel, adalah perempuan, dan ini sesuatu yang sangat memalukan buat orang Israel.

Laki-laki harus memimpin dalam kebenaran yaitu “speaking the truth”. Bukan berarti perempuan tidak bicara benar, tapi laki-laki dengan kepemimpinannya harus berbicara kebenaran. Mulut laki-laki harus seperti emas! Itulah nasihat Paulus kepada Timotius. Timotius dinasihati untuk berhati-hati dengan perkataan yang dapat menghancurkan orang lain bahkan keutuhan komunitas. Dalam 1 Timotius 6:11, dikatakan “hai manusia Allah (man of God) jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.” Kalau laki-laki sudah gagal di ucapannya, maka sulit untuk percaya bahwa dia adalah orang yang bertanggung jawab.

Sobat muda, jadilah laki-laki yang diinginkan Allah!

December 10, 2009

Renungan: Menjadi Perempuan yang Allah inginkan

Kejadian 2 : 18

2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

Amsal 11 : 16

11:16 Perempuan yang baik hati beroleh hormat; sedangkan seorang penindas beroleh kekayaan.

Amsal 31 : 30

31:30 Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.


Menjadi Perempuan yang Allah inginkan

Mengapa perempuan harus menjadi perempuan sebagaimana yang Allah inginkan? Karena dijaman ini banyak perempuan ingin menjadi apa yang dunia ini inginkan, bukan yang Allah inginkan. Dunia telah membentuk image tentang perempuan yang semakin bergeser jauh dari apa yang Allah inginkan. Dunia membentuk apa yang disebut ‘cantik’ dan ideal. Ini membuat perempuan jadi memusatkan sentral hidupnya pada tubuhnya. Beberapa kultur memberikan suatu standar kepada “cantik” dan “tidak cantik”. Bagi orang-orang Chinese yang tersebar di belahan dunia mana saja, cantik itu berarti kurus, langsing dan berkaki kecil. Bagi orang India dan Afrika, mungkin perempuan yang bertubuh besar dan berisi- lah yang terlihat cantik. Bagi orang Amerika perempuan dengan dada besar dan warna rambut yang pirang, itulah yang cantik. Di Indonesia sendiri, akhir-akhir ini media banyak mempromosikan bahwa kulit yang putih itu lah yang lebih cantik. Sehingga dalam iklan-iklan digambarkan perempuan menjadi sangat minder karena kulitnya tidak putih dan perlu memakai cream pemutih.

Siapakah perempuan yang diinginkan Allah? Kejadian 2:18 memperlihatkan bahwa Allah menyebut perempuan yang Ia ciptakan sebagai “penolong”. Kata penolong memang sepertinya menunjukkan perempuan tidak penting. Tidak demikian maknanya, karena pada bagian Alkitab lainnya, Allah pun disebut sebagai “penolong Israel”. Sebagai penolong, perempuan di-disain Allah sebagai ciptaan yang memiliki kekuatan. Tapi tidak pernah “kekuatan” itu berpusatkan pada penampilan fisik atau bentuk tubuhnya seperti yang sering diekploitasi oleh dunia ini. Paling tidak Amsal memberikan beberapa nasihat mengenai kekuatan perempuan. Amsal 11:16 mengemukakan bahwa kekuatan perempuan sebenarnya adalah “kebaikan hatinya”. Kebaikan hati ini menjadikan perempuan sanggup memberi dirinya, secara total dan berkorban bagi orang lain. Ini harusnya menjadi kekuatan yang harus terus digali oleh perempuan, tapi dunia ini terus menggiring perempuan hanya memikirkan kondisi fisik dirinya saja. Padahal Amsal 31:30 justru mengatakan bahwa kemolekan dan kecantikan itu sia-sia, hal itu bukanlah sesuatu yang harus menjadi ‘tanda’ kekuatan perempuan, tapi sikapnya yang takut akan Allah, itulah yang menjadi kekuatan perempuan. Sikap takut akan Allah itulah yang membuat perempuan menjadi bijak dan justru dapat berpikir dengan jernih seturut kehendak Allah.

Perpaduan antara hati yang bijak dan kekuatan untuk memberi diri seharusnya menjadi kekuatan yang membuat perempuan menjadi seperti yang diinginkan Allah.

Perempuan telah diberikan kapasitas-kapasitas yang muncul dari natur ke-perempuanan-nya. Secara fisik mereka memang lebih lemah dari laki-laki tapi secara mental, seringkali perempuan lebih tangguh dari laki-laki. “Inner being” mereka mampu bertahan lebih kuat dari laki-laki. Didalam pelayanan-pelayanan gereja, kita sering melihat perempuan lebih banyak dari laki-laki, dan mereka pada umumnya tidak perlu didorong-dorong untuk melayani.

Perempuan yang menjadikan diri sebagai sentral dan ego yang kuat, adalah gambaran perempuan yang diingini dunia. Perempuan yang diingini Allah adalah perempuan yang tidak mementingkan diri sendiri tapi mendahulukan kepentingan orang lain, bahkan sanggup berkorban bagi orang lain.
Sobat muda, jadilah perempuan yang diinginkan Allah!

December 7, 2009

Renungan: Tugasku Mengabarkan, tapi Tuhan yang Mempertobatkan

Markus 4 : 26 - 29

4:26 Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,

4:27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.

4:28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.

4:29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."


Tugasku Mengabarkan, tapi Tuhan yang Mempertobatkan

Biasanya kita berpikir bahwa setiap yang kita kerjakan perlu ada kalkulasi atau perhitungannya. Kita bisa memperhitungkan seberapa jauh persiapannya, apa yang harus dilakukan, bagaimana prosesnya dan seperti apa nanti hasilnya. Tapi tentu kita juga tahu bahwa ada banyak dalam hidup kita yang kita tidak bisa kendalikan sepenuhnya dan menentukan hasilnya seperti apa. Bahkan banyak dalam hidup kita yang terjadi dimana kita tidak lihat prosesnya secara langsung, tapi tiba-tiba kita lihat hasilnya.

Perumpamaan tentang benih yang tumbuh ini bicara tentang bagaimana Kerajan Allah terwujudkan dengan ajaib. Seperti orang yang menabur benih di tanah, lalu orang yang menabur itu tidur. Tidur disini tidak perlu diartikan bahwa dia tidak perduli, atau malas-malasan, karena yang ditekan adalah terjadinya sesuatu pada benih itu yang penaburnya tidak tahu bahkan tidak dapat mendeteksi bagaimana prosesnya. Ada suatu proses yang terjadi antara waktu menabur dan waktu menuai; kenyataan bahwa yang menabur ini tidur, sebenarnya mau menunjukkan bahwa proses tersebut terjadi justru tanpa campur tangan si penabur.

Perumpaman ini bicara tentang salah satu aspek Kerajaan Allah, bahwa Kerajan Allah juga dinyatakan dengan cara yang misterius. Seringkali Allah bekerja dengan misterius, datang dengan inisiatif sepenuhnya dan tanpa menggunakan campur tangan manusia sama sekali. Hal ini dapat kita lihat dalam pertobatan seseorang.

Allah bekerja dengan misterius mempertobatkan orang. Seringkali kita mendengar tagline: mengabarkan injil untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang sesat. Pdahal sebenarnya kita tidak bisa menyelamatkan jiwa-jiwa yang sesat, kita tidak bisa mempertobatkan orang. Yang bisa kita lakukan adalah mengabarkan inji dan menaburkan benih! Kita sebenarnya hanya tahu tiba-tiba orang percaya dan panen tiba!

Ada orang bisa mendengar khotbah berkali-kali tapi tidak juga bergeming dan tidak bertobat juga. Atau ada juga orang yang mendoakan pasangannya atau orang tuanya selama bertahun-tahun supaya percaya Tuhan, tanpa tahu kapan yang didoakan bertobat. Tapi suatu hari tiba-tiba saja orang itu bertobat karena suatu khotbah yang sederhana, atau peristiwa hidup yang biasa dan tiba-tiba saja hatinya berubah dan menerima Kristus. Mengapa demikian? Karena Allah bekerja dengan kuasaNya secara penuh dan tidak bergantung pada siapapun dan apapun juga untuk menjalankan rencanaNya. Ini adalah proses yang hanya Tuhan secara eksklusif bisa lakukan dan tidak ada campur tangan manusia didalamnya. Mengapa bisa demikian?

Karena memang Dia adalah Allah yang berdaulat penuh, dan keberadaanya tidak begantung oleh apapun dan oleh siapapun sehingga Dia bisa kapan saja sesuka hatiNya berintervensi dalam hidup kita. Hal ini justru seharusnya membuat kita semakin giat mengabarkan Injil karena kita tahu bukan kita yang mempertobatkan tapi Allah yang mempertobatkan. Dia secara misterius bekerja dalam hati manusia menumbuhkan iman percaya dalam hati seseorang.

Jadi sahabat,, jangan pernah berhenti memberitakan Injil, menaburkan kebenaran dan menyatakan Kasih, karena kita tahu jerih payah kita tidak ada yang sia-sia karena didalamnya Allah bekerja dengan misterius dan ajaib.