June 16, 2012

Renungan: Keadilan Allah ditengah Carut Marut Keadilan di Negeri Kita

Ulangan 32 : 3 - 4

32:3 Sebab nama TUHAN akan kuserukan: Berilah hormat kepada Allah kita

32:4 Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.


Keadilan Allah ditengah Carut Marut Keadilan di Negeri Kita

Akhir-akhir ini kata “keadilan” menjadi topic yang hangat di negeri kita. Kasus yang melilit institusi seperti KPK, POLRI dan Kejaksaan, menjadi berita-berita yang hangat dan terus dibicarakan orang. Dalam diri manusia memang ada “sense of Justice” atau rasa keadilan. Kita marah ketika mendengar ada orang bisa melenggang dan bebas dari hukuman yang harusnya dia terima, hanya karena dia sanggup membayar semua pihak yang terkait dalam penegakan hukum. Walau manusia punya rasa keadilan, tapi konsep keadilan manusia sudah diwarnai oleh dosa, dan dalam konsep keadilan versi manusia ini, kita sering tidak konsisten atau tidak adil. Berbicara tentang keadilan membuat kita seringkali merasa pesimis, karena di negeri kita terlalu banyak Hakim yang tidak adil, Polisi yang tidak jujur, dan Jaksa yang berkonspirasi. Kalau seperti ini perangkat keadilan di negeri kita, maka tidak heran banyak penderitaan yang kita alami dalam hidup dikarenakan ketidakadilan orang terhadap kita. Tapi puji Tuhan, perangkat keadilan yang kita temui di tengah-tengah kita itu bukanlah satu-satunya keadilan tertinggi dalam hidup kita. Ada keadilan yang lebih tinggi nilai nya dan mengatur secara penuh dan berkuasa atas seluruh hidup manusia, itulah Keadilan Allah.

Musa sedang mengajarkan suatu nyanyian yang isinya tentang pengajaran-pengajaran penting sebelum mereka masuk ke tanah yang Tuhan janjikan. Dalam nyanyian yang panjang ini, salah satu yang dibicarakan adalah tentang keadilan Tuhan. Pertama, Musa mengingatkan kita bahwa Allah yang menyatakan keadilanNya adalah Allah yang maha tinggi. Ketundukan kita secara total pada keadilan Allah menjadi sikap mendasar sebelum kita berserah pada keadilanNya. Mungkin sekeliling kita menjerat kita dengan tidak adil, tapi kalau kita punya pengakuan dan ketundukan adanya keadilan yang lebih tinggi, maka kita akan tetap memiliki harapan di dalam Tuhan. Kedua, Keadilan Allah ini adalah keadilan yang dapat kita andalkan sepenuhnya, karena Dia adalah “gunung batu” yang pekerjaanNya sempurna. “Gunung batu” adalah ungkapan untuk menjelaskan natur Allah sebagai pelindung yang kuat, dan sebagai landasan yang tidak tergoyahkan. Mengapa masyarakat cenderung bersikap pesimis terhadap keadilan di negeri kita, karena masyarakat melihat bahwa pihak-pihak yang seharusnya menegakkan hukum tidak dapat diandalkan, tidak kokoh dan mudah sekali dikendalikan. Tapi Allah yang adil adalah Allah yang tidak tergoyahkan, yang pekerjaanNya sempurna dan tidak pernah salah. Ketiga, Keadilan Allah selalu merupakan kebenaran, atau dengan kata lain, keadilan Allah selalu berjalan bersama dengan kebenaranNya, bahkan keadilan Allah berjalan bersama dengan Kasihnya.

Sahabat, dalam hidup yang sering tidak adil ini, kita harus punya keyakinan bahwa keadilan yang tertinggi adalah keadilan Allah. Sehingga ketika engkau mengatakan “this is not fair” kepada manusia, ingatlah masih ada lagi keadilan yang lebih tinggi. Namun kita juga harus sadar bahwa ketika keadilan Allah yang kita andalkan, maka kita juga harus bersikap adil pada sesama kita. Jangan pernah merugikan orang, menipu, memfitnah, mencelakakan, atau apa saja, karena keadilan Allahpun akan diberlakukan atas kita ketika kita berbuat dosa. Keadilan Allah ini harusnya membuat kita gentar, dan tidak mau sedikitpun memberi tempat pada perbuatan dosa. Kita memang tidak hidup dalam jaman Ananias dan Safira, yang berbuat dosa langsung mati di tempat, tapi itu menjadi peringatan yang sangat keras bahwa keadilan Allah berlaku juga atas kita.

Kalau Dia adalah Allah yang Adil, mengapa kita masih berani berbuat dosa?