August 5, 2009

Renungan: Tuhan Campur Tangan Dalam Hidupku

Markus 7:31-37

(31) Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis.

(32) Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu.

(33) Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu.

(34) Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah!

(35) Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik.

(36) Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapapun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya.

(37) Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."


Tuhan campur tangan dalam Hidupku

Orang tuli yang dibawa kepada Tuhan Yesus ini sebenarnya hanya minta supaya Tuhan Yesus meletakkan tanganNya diatasnya, sebagai tanda dia diberkati. Tapi lihatlah apa yang Tuhan Yesus lakukan kepadanya. Tuhan memisahkan orang itu dari orang banyak. Mengapa Tuhan melakukan hal itu? Tuhan sedang membangun kontak yang pribadi dengan orang ini, dan ternyata ini dinggap penting sekali oleh Tuhan yaitu orang yang buta dan juga gagap itu mengalami perjumpaan yang pribadi dengan Nya. Lalu Tuhan menyembuhkan orang ini juga dengan cara yang unik: “ia memasukan jariNya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu”. Orang itu hanya minta diberkati; biasanya itu hanya berupa penumpangan tangan. Tapi Tuhan malah memisahkan dia, memasukkan jari ke telinga dan menyentuh lidahnya. Lalu Tuhan mengatakan “efata” dan orang itu terbuka telinganya, dan terbuka juga ikatan yang mengikat lidahnya sehignga dia bisa berbicara dengan lancar.

Kalau kita melihat keseluruhan proses Kristus menyembuhkan orang tuli dan gagap ini : memisahkan, membuat kontak yang pribadi, dan menyembuhkan. Apa yang bisa kita pelajari? Ini memperlihatkan bahwa Kristus berkuasa melakukan intervensi dalam hidup kita: mengambil, memisahkan, memasukkan, memegang, dan menyembuhkan. Semua Ia lakukan bahkan tidak perlu minta persetujuan siapapun, karena Dia berotoritas penuh dalam hidup orang buta itu. Intervensi hanya bisa terjadi kalau ada otoritas. Itu sebabnya kadangkala ketika seseorang melakukan sesuatu atas kita tanpa persetujuan kita, maka kita akan berpikir dia telah melampaui batas dan ikut campur, sehingga kita akan mengatakan “apa urusannya dengan kamu?”

Tapi Allah berintervensi dimanapun, kapanpun Dia mau, karena Dia berdaulat penuh atas hidup kita. Sebenarnya hal ini tidaklah sulit dimengerti, bahwa Allah berdaulat dalam hidup kita. Kita sudah sering menunjukkannya sendiri dengan sikap kita yaitu: kita berdoa. Mengapa kita berdoa pada Tuhan supaya diberkati? Mengapa Anda berdoa supaya perjalanan anda selamat, atau supaya orang yang anda kasihi sembuh dari sakit? Karena kira tahu dan sadar bahwa Tuhan berkuasa untuk melakukan itu semua. Walaupun dalam keterbatasan pemahaman kita tentang Allah, beberapa dari kita berdoa hanya karena semua orang juga berdoa, dan pernah dengar kesaksian orang lain bahwa Tuhan menyembuhkan. Dalam posisi ini pun, anda sebenarnya sudah memiliki sedikit pemahaman bahwa Allah itu berkuasa.

Pagi ini mari kita belajar melihat bahwa Kristus berkuasa dan berintervensi dalam hidup kita. Dia campur tangan dalam segala perkara dan menolong dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan. Tentulah hal ini memberikan kelegaan pada kita yang sedang bergumul, dan berjuang dalam kehidupannya. Ini memberikan kita keyakinan untuk menghadapi hari-hari kita di depan. Tuhan tidak pernah tidak tahu dan tidak pernah tidak mengerti apa yang terjadi dengan kita.

Bila kita sekarang diingatkan kembali bahwa Kristus yang berkuasa itu selalu mendatangkan kebaikan dan damai sejahtera, apakah dalam hidup ini yang membuat kita kuatir? Adakah tempat lain dimana kita bisa meletakkan kepercayaan kita selain pada Kristus? Letakkanlah kepercayaan kita pada Kristus yang berkuasa atas hidup kita.