January 4, 2010

Renungan: Menjadi Besar dengan Cara Melayani

Matius 20 : 26 - 28

20:26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,

20:27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;

20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."


Menjadi Besar dengan Cara Melayani

Tahun yang baru, resolusi yang baru! Itulah yang biasanya kita pikirkan ketika memasuki tahun yang baru. Paling tidak kita akan menetapkan resolusi yang lebih baik atau pencapaian yang lebih tinggi lagi dari pada tahun lalu. Boleh kah kita punya keinginan menjadi orang yang lebih besar dan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar juga? Bolehkah di tahun yang baru ini kita ingin menjadi orang yang lebih hebat dari tahun yang lalu? Tentu boleh, bahkan seharusnya demikian. Di awal tahun yang baru ini kita harus punya keinginan untuk melakukan hal-hal yang lebih besar dari apa yang tahun lalu sudah kita buat.

Kalau anda seorang karyawan, anda harus meningkatkan kinerja yang lebih baik lagi dengan disiplin yang lebih tinggi dan target2 kerja yang lebih besar. Kalau anda seorang guru atau dosen, anda harus memperbaharui kuliah yang anda sampaikan dan mengembangkan metode baru yang efektif dalam pembelajaran. Kalau anda seorang pemimpin, anda harus menemukan inovasi baru yang menggairahkan orang-orang yang anda pimpin untuk menjadi lebih efektif lagi. Kalau anda seorang pelayan Tuhan di gereja, maka anda juga harus memikirkan pekerjaan yang lebih besar, dan mengambil tanggung jawab yang lebih besar yang bisa engkau ambil, lebih besar dari tahun yang lalu.

Tuhan Yesus mengatakan “ Barang siapa ingin menjadi besar diantara kamu…” Itu berarti tidak salah untuk menjadi besar. Tapi yang Tuhan peringatkan disini adalah ‘cara’ yang dilakukan untuk menjadi besar. Apa yang “besar” dalam konsep kerajaan Allah ternyata berbeda dengan konsep dunia ini mengejar untuk menjadi besar. Bila kita, atau ketika kita ingin menjadi besar, maka ada cara tertentu yang Tuhan sudah tetapkan dan tidak ada cara lain untuk mencapai kebesaran itu.

Dunia ini mengajarkan pada kita bagaimana cara untuk mencapai sukses dan besar. Kenyataan memperlihatkan pada kita, orang saling sikut untuk bisa mencapai kedudukan tertentu, saling fitnah dan menjatuhkan supaya bisa menduduki posisi tertentu. Orang harus mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya untuk mencapai suatu ukuran kesuksesan. Itulah pembelajaran yang seringkali diberikan oleh dunia ini.

Tapi Tuhan punya cara sendiri yang seharus dilakukan oleh warga kerajaan Allah yang mengejar kebesaran, yaitu: Yang menjadi besar adalah dia yang melayani.

Menjadi pelayan itu berarti menjadi hamba, atau dalam tatanan masyarakat pada waktu itu disebut budak. Budak itu hidupnya hanya bekerja memberi pelayanan bagi orang lain tanpa ada kredit sedikitpun diberikan padanya. Bahkan orang tidak bilang “terima kasih” pada budak, dan seorang budak tidak terpikirkan oleh nya untuk menuntut apresiasi dari orang yang dia layani. Sekarang Tuhan mengatakan yang terbesar adalah orang yang menempatkan dirinya sebagai budak ditengah sesamanya.

Maksud Tuhan tentu bukan supaya murid-murid semua menjadi budak dan di jual ke pasar, karena Tuhan pun hadir dalam komunitas saat itu dalam format atau status sebagai guru, bukan budak. Yang dimaksud disini adalah, menjadi hamba yang melayani harus menjadi suatu format cara pikir kita dalam melakukan apa saja, sehingga melayani menjadi paradigma hidup. Apapun profesi yang kita kerjakan, apapun tanggung jawab yang sedang kita pegang, seharusnya kita lakukan dengan hati yang “melayani”. Kita sering berpikir sempit tentang apa yang disebut “melayani” seakan hanyalah sebatas aktifitas dan kedudukan di gereja. Padahal ‘melayani’ harus menjadi cara hidup dalam keseluruhan hidup kita. Kalau anda seorang karyawan, maka bekerjalah sebagai seorang yang melayani, yang memberikan terbaik dari apa yang anda bisa lakukan. Dengan cara itulah kita menjadi orang yang “besar”. Bukankah kalau kita bekerja sungguh-sungguh, belajar sungguh-sungguh, dan memberikan yang terbaik , maka kita juga akan mendapatkan”upah” yang baik juga? Tapi semua upah itu adalah bonus, bukanlah tujuan atau goal. Tujuan hidup kita adalah melayani Tuhan.

Anda mau menjadi besar? Ayo kerjakan hal-hal yang besar, tapi dengan cara dan motivasi yang benar, yaitu dengan hati yang melayani.