January 15, 2011

Renungan: Money...Mooney.....Money

1 Timotius 6 : 6 - 10

6:6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

6:7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.

6:8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.


Money, Money, Money

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan dengan uang. Banyak orang di dunia percaya bahwa uang lah segala-galanya. Ada uang kita bisa bikin apa saja. Paling tidak ada pemikiran yang sifatnya umum yang orang pikir tentang uang: (i) Orang berpikir uang dapat memberikan rasa aman atau security. (ii) Orang berpikir uang memberikan harga diri seseorang. (iii) Orang berpikir uang dapat memberikan kebahagiaan.

Pikiran-pikiran yang mengatakan bahwa uang dapat memberikan keamanan, dan harga diri bahkan kebahagiaan, inilah yang membuat orang bisa cinta uang! Itu adalah pikiran dunia yang menyesatkan kita saat ini. Paulus memperingatkan kita dalam bacaan ini bahwa cinta uang adalah akar dari segala kejahatan dan uang tidak membawa kita kepada kebahagiaan. Ada beberapa alasan mengapa uang tidak memimpin kita kedalam kebahagiaan:

Pertama , karena uang tidaklah kekal. Ayat 7 mengatakan, “kita tidak membawa sesuatu apapun ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa keluar”. Kita tidak membawa apapun ke dalam dunia, yaitu ketika kita lahir ke dunia. Lalu, kitapun tidak membawa apa-apa keluar. Kita akan keluar dari dunia ini sama seperti ketika kita masuk: tidak bawa apa-apa!
Kita sering mencintai uang, mengejar uang sedemikian rupa seakan-akan uang dapat kita bawa juga keluar dari dunia ini. Kita punya dimensi hidup kekal, yang didalamnya uang itu tidak laku, tidak menambah apa-apa, dan tidak mempengaruhi apa-apa. Lalu mengapa mengejarnya sedemikian rupa padahal waktu kita mati, itu tidak artinya sedikitpun?

Kedua, karena sebenarnya kita tidak perlu kaya dan mengejar uang dengan luar biasa untuk bisa mendapatkan kebahagiaan. Paulus bilang “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” . Cinta akan uang tidak akan menuntun kepada kebahagiaan. Tapi asal ada makanan dan pakaian, cukuplah”. Kata “cukup” berarti tidak kekurangan, baik dari segi materi maupun rohani.
Ketiga, mengapa kita jangan cinta Uang, karena keinginan menjadi kaya akan membawa kedalam berbagai pencobaan dan kedalam jerat yang mencelakakan dan bahkan membinasakan. Uang selalu nampaknya mempesona dan kita berpikir dapat membuat kita bahagia, tapi pengejaran kita akan uang membuat kita tidak melihat apa dibalik uang itu. Cinta akan uang akan membawa manusia bergerak menjauh dari Allah.

Uang memang mempengaruhi relasi kita dengan Tuhan dan dengan sesama. Tapi sebenarnya yang dimaksud bukan uangnya, tapi “cinta pada uang” itu yang akan mempengaruhi hubungan kita. Cinta uang berarti ada kegairahan yang besar terhadap uang itu dan pemanfaatannya bagi diri, sehingga nilai uang itu dipandang lebih berharga dari lainnya. Apa yang bisa membuat 2 sahabat menjadi pecah? Uang. Apa yang membuat gereja bisa pecah? Uang juga. Uang bisa membuat seseorang mengkhianati sahabatnya sendiri, bahkan membunuh orang lain.

Tidak salah punya uang banyak. Tapi bisa jadi masalah kalau mencintai uang.