2 Korintus 5:17
(17) Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Selalu ingat siapa dirimu
Ada banyak pemimpin yang kita hormati dan junjung tinggi dalam hidup
kita, tapi adakah diantara mereka yang begitu dihormati dan disembah
sampai kita dapat mengatakan bahwa kita ada “di dalam dia”?
Sehebat apapun kuasa seseorang atas hidup orang lain, tapi tidak ada
yang dapat meng-klaim bahwa orang lain ada “di dalam” dia. Paulus
mengatakan “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah
ciptaan baru”. Arti “di dalam” harus kita mengerti sebagaimana Alkitab
mengungkapkannya secara simbolis pada bagian-bagian lain.
Adam sebagai manusia yang pertama, telah jatuh dalam dosa. Di dalam
Adam kitapun diturunkan sebagai manusia berdosa. Seorang Adam telah
membuat seluruh manusia jatuh dalam dosa. Demikian juga halnya di dalam Kristus, yang kemudian berdiri sebagai Juruselamat yang menanggung hukuman atas dosa manusia, sehingga di dalam
Kristus manusia memperoleh keselamatan dan terbebas dari dosa. Di dalam
Kristus berarti di dalam kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, manusia
memperoleh keselamatan kekal. Mungkin gambaran yang sedikit lebih mudah
dimengerti ada dalam cerita Nuh. Bahtera Nuh adalah prototype Kristus. Di dalam
bahtera itu Nuh memasukkan keluarganya dan segala mahluk hidup lainnya,
sehingga semua yang ada dalam bahtera itu selamat dari hukuman air bah
atas dunia dan isinya ini. Dalam Perjanjian Baru, Kristus menggambarkan
hal ini sebagai pohon anggur, dimana Dia adalah Pokok Anggur itu
sendiri. Karena pokok anggur inilah maka setiap ranting akan berbuah
dengan baik. Di luar Pokok anggur ini ranting-ranting tidak akan
menghasilkan apa-apa.
Di dalam Kristus kita menjadi satu dengan kematian-Nya dan
kebangkitan-Nya sehingga kita memiliki hidup yang baru: menjadi ciptaan
baru. Ada banyak penemuan didalam hidup kita yang kita kagumi, tapi
Tuhan Allah menciptakan 2 hal yang paling dahsyat dari pada semua
ciptaan dan penemuan, karena tidak ada yang sanggup meniru perbuatan
Allah ini. Ciptaan yang pertama adalah ketika Dia mencipta dari yang
tidak ada menjadi ada. Ciptaan yang kedua adalah ketika manusia lama
kita disalibkan bersama Kristus dan didalam kebangkitan Kristus
mengalami hidup yang baru atau manusia baru. Ini adalah dua ciptaan yang
terbesar yang hanya Allah yang bisa melakukannya.
“Ciptaan baru” adalah karakteristik orang yang ada di dalam Kristus.
Ciptaan yang baru ini menunjukan adanya suatu perubahan yang radikal
dari yang lama menjadi baru, sedemikian rupa sehingga yang lama itu
tidak terlihat lagi, diganti yang baru. Dalam manusia lama kita, dosa
menjadi gaya tarik yang sangat kuat, sehingga kita diperintah bahkan
diperbudak oleh dosa. Sedangkan sekarang ketika di dalam Kristus kita
menjadi ciptaan baru maka kita hidup “dipimpin” oleh Roh Kudus. Roh
didalam hati kita menjadi gravitasi yang terbesar, yang menuntun kita
kepada apa yang baik, yang berkenan di hadapan Allah.
Masalahnya seringkali seseorang yang sudah mengaku lahir baru dan
menjadi ciptaan baru, tapi masih melakukan kebiasaannya yang lama dan
hidup seakan-akan tidak mengenal Kristus. Mungkinkah hal ini terjadi?
Mungkin saja. Analogi yang sama adalah seperti seorang pria yang sudah
menikah tapi hidup seakan-akan masih bujangan, tidak mengingat istrinya,
dan hidup bersenang-senang dengan teman-temannya sendiri. Baiklah
setiap orang mengingat siapa dirinya, bahwa dia adalah orang yang sudah
diciptakan kembali di dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Kita
perlu mengkoreksi diri kita sekali lagi, bila kita sudah di dalam
Kristus dan menjadi ciptaan baru, mengapa kita masih sering bersikap
seperti manusia lama yang tidak di dalam Kristus?
The duke of Windsor salah satu ahli waris kerajaan Inggris yang
meninggal tahun 1972, menceritakan tentang masa kecilnya. Menurutnya,
ayahnya: Raja Goerge V adalah orang tua yang sangat disiplin mendidik
dia. Kadang ketika Duke of Windsor berbuat salah, Bapaknya hanya
berkata: “my dear boy, you must always remember who you are”
Sobat muda, ingatlah siapa kita: yaitu orang yang sudah ditebus
dengan darah yang mahal, yang sudah mati bagi dosa dalam kematian
Kristus, yang juga dalam pengalaman yang sama dengan kebangkitan
Kristus, sehingga kita dianugrahi hidup yang baru.
No comments:
Post a Comment