Saya berdiri di depan taman miniatur dunia yang terkenal dengan
sebutan “the window of the world” di kota shenzhen. Di hari libur yang
panas itu pelataran tempat wisata ini ramai dipenuhi warga senzhen dan
turis manca Negara. Saya melihat suatu pemandangan yang menarik.
Seorang anak kecil, umurnya tidak lebih dari 7-8 thn, berdiri
memegang 3 tangkai mawar di tengah keramaian orang yang lalu lalang di
pedestrian. Saya berpikir dia sedang menjajakan bunga mawar… Tapi
tiba-tiba anak itu bergerak mendekati seorang perempuan muda yang sedang
berjalan bergandengan tangan dengan pasangan laki-laki-nya dan dengan
cepat anak kecil ‘penjaja mawar’ ini memeluk satu kaki perempuan muda
itu dengan seluruh tubuhnya. Alhasil perempuan yang masih remaja itu
tidak dapat berjalan karena di kaki nya bergelayut seorang anak kecil
yang dengan muka memelas seperti menangis berteriak-teriak, “
&%#..%$&*(.....!!! “. :)
Saya tidak tahu artinya, tapi sepertinya anak itu memohon supaya
bunga mawarnya dibeli. Perempuan malang itu berusaha untuk melepaskan
‘japitan’ di kakinya dengan sekuat tenaga, dan dengan sekuat tenaga juga
anak laki-laki itu tetap memeluk kaki itu dengan kuat. Dia mencoba
mengatakan bahwa dia tidak mau membeli, tapi bocah itu tetap
berteriak-teriak dengan muka menangis. Sementara sang pacar juga
berusaha menarik untuk melepaskan pelukan anak itu. Orang yang lalu
lalang disekitar hanya melihat dan terus berjalan seakan itu adalah
pemandangan yang biasa. Aneh…saya berpikir, kalau ini terjadi di
Jakarta, anak kecil itu pastilah sudah babak belur.
Setelah perempuan itu berupaya melepaskan diri dengan berbagai cara,
akhirnya sang pacar mengeluarkan uangnya dan memberikannya pada anak
itu. Jepitan pun dilepaskan, tapi bunga tidak diberikan, dan perempuan
itupun sudah tidak peduli dengan bunga yang sudah dibayar, yang penting
sudah lepas :).
Ketika itu saya sedang menunggu mobil jemputan yang akan membawa
saya kembali ke hotel. Jadi saya masih sempat melihat anak kecil itu
melakukan aksi yang sama kepada 5 orang lainnya dalam waktu kira-kira 30
menit. Dalam pengamatan singkat itu saya menemukan suatu pola. Anak itu
hanya mendekati pasangan muda, terutama remaja yang memang terlihat
sangat intim. Tidak sekalipun dia mencoba mendekati pasangan dewasa,
atau suami istri; yang dia targetkan hanyalah pasangan remaja.
Mengapa demikian? Dia tahu persis bahwa kalau dia menjerat sang
perempuan, maka sang pangeran yang masih muda dan bersemangat itu akan
“tertantang” untuk menolong sang putri dengan segala cara, bahkan dengan
cara membayarnya sekalipun. Dari 5 pasangan yang saya lihat, hanya satu
pasangan yang laki-lakinya memakai kekerasan untuk menyelamatkan
pacarnya, sedangkan selebihnya, membebaskan dengan cara membayar bandit
kecil ini. Sebuah pemerasan yang secara terbuka di depan publik yang
dilakukan seorang bocah kecil. Dunia ini memang aneh.
Mungkin bukan bocah itu yang menciptakan strategi ini, ada sutradara
yang mengatur di belakang panggung. Tapi yang jelas anak yang mestinya
masih bermain-main dengan teman-temannya ini, tidak seharusnya masuk
dalam arena kotor penipuan yang menjual tangis, menyandera rasa malu
seseorang, dan memanipulasi rasa heroic seorang laki-laki.
Wah…ini manipulasi berlapis lapis yang sanggup dilakukan seorang
bocah. Dia tahu, seorang perempuan akan menjaga kelakuannya di depan
pacarnya, sehingga ketika digelayuti kakinya, dia hanya meringis,
berusaha bicara, dan mendorong ‘lembut’ anak itu. Dia tahu, kalau itu
dilakukan di depan orang, maka perempuan itu akan malu, jangan-jangan
orang berpikir itu anaknya. Coba kalau ibu-ibu yang kakinya digelayuti,
sudah pasti anak itu dipukul pakai payung atau tas belanjaan karena
gemes dengan kenakalan seperti itu. Dia tahu, seorang laki-laki muda
akan menjadikan kesempatan itu sebagai ‘moment’ menunjukkan ke-gentle-an
dan sikap melindungi pacarnya. Luar biasa bukan strateginya? Mungkin
itu tidak akan berhasil di Jakarta, tapi di Shenzhen, anak itu berhasil
mengumpulkan uang yang cukup untuknya: hasil dari manipulasi.
Kira-kira….bandit kecil itu kalau sudah besar menjadi seperti siapa
ya? Preman? Koruptor? Pejabat Negara? Dosen? Orang tua yang abusive
kepada anaknya? Atau….Pendeta? :))
No comments:
Post a Comment