September 10, 2008

Renungan: "Am I My Brother's Keeper?"

Kejadian 4 : 1 - 16

4:1 Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN."

4:2 Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.

4:3 Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;

4:4 Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,

4:5 tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

4:6 Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?

4:7 Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."

4:8 Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.

4:9 Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"

4:10 Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.
4:11 Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu.

4:12 Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi."

4:13 Kata Kain kepada TUHAN: "Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung.

4:14 Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku."

4:15 Firman TUHAN kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapapun yang bertemu dengan dia.

4:16 Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden.


"Am I My Brother's Keeper?"

Firman Tuhan kepada Kain: ”Dimana Habel adikmu itu?” Jawabnya: ”aku tidak tahu, apakah aku penjaga adikku?”(Kejadian 4:9)

Ini peristiwa yang tragis. Kain membunuh adiknya. Allah bertanya pada Kain, “Kain, dimanakah adikmu?” Dan orang yang sudah membunuh adiknya ini menjawab “apakah aku penjaga adikku?”. Dengan menjawab ini, Kain ingin mengatakan 2 hal: pertama, dengan mengatakan demikian berarti Kain menganggap Allah lah yang semestinya menjaga Habil, bukan dia, atau dengan kata lain dia mau bilang “kenapa tanya aku? Harusnya Engkau dong Allah yang maha tahu dan menjaga adikku dimana aja!”

Kedua, dengan demikian berarti Kain juga menolak bertanggung jawab terhadap saudaranya, dia mau mengatakan bahwa dirinya tidak ada kait mengait dengan adiknya. Pikiran Kain adalah pikiran orang berdosa, yang bukan saja menyembunyikan dosanya sendiri, tapi bahkan dengan terang-terangan menolak tanggung jawab untuk menjadi sesama bagi saudaranya. Kain menolak bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraan saudaranya. Ironi sekali…orang yang menolak tanggung jawab hidup bersama ini, akhirnya dihukum dengan menjadi pengembara, atau orang asing.

Kawan, kita tidak hidup sendiri! Tuhan menjadikan kita hidup bersama dengan orang lain. Coba pikirkan, apapun yang kita lakukan adalah selalu terkait dengan kesejahteraan, kedamaian dan keselamatan orang lain. Dimana saja kita berada, baik di tempat kerja, di kampus, bahkan di rumah, ada orang-orang lain yang hidup bersama dengan kita. Semua yang kita lakukan haruslah selalu menjadi sesuatu yang berdampak baik dan membangun bagi orang disekeliling kita.

Tuhan juga akan tanya kepada kita “kenapa temanmu hidupnya morat-marit seperti itu?”, apakah kamu akan bilang juga, “mana aku tahu?? emangnya aku tukang jaga temanku?”