March 4, 2011

Renungan: Menaruh Minat Pada Pembelajaran Rohani

Lukas 2:41-52

Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah.

Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.

Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.

Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.

Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.

Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.

Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.

Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."

Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"

Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.

Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.

Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.


Menaruh Minat Pada Pembelajaran Rohani

Bila kita membaca sekilas cerita ini, maka mungkin di dalam hati kita ada keheranan akan reaksi Tuhan Yesus yang masih remaja itu ketika ibunya yang gelisah dan ketakutan akhirnya menemukan dia sedang duduk-duduk nyaman di Bait Allah. Dengan tenang Tuhan Yesus menjawab, ”mengapa kamu mencari Aku..?”. Sepintas mungkin kita akan berpikir bahwa Tuhan Yesus tidak mengerti kegelisahan orang tuanya yang sudah 3 hari mencari-cari anak hilang, dan tidak menghargai kekuatiran mereka.

Tapi kalau kita memperhatikan lebih cermat dialog ini, sebenarnya Yesus bukan sedang menunjukkan ketidakpedulian-Nya terhadap usaha orang tua-Nya mencari Dia. ”Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”, itulah jawaban Tuhan Yesus terhadap kecemasan orang tua-Nya. Dia sebenarnya mau mengatakan kepada orang tua-Nya bahwa sesungguhnya tidak perlu cemas dan mencari Dia kemana-mana sampai berhari-hari. Sesungguhnya sebagai orang tua, Yusuf dan Maria seharusnya tahu kemana Yesus akan pergi bila terpisah dari orang tua-Nya, yaitu Bait Allah. Bukan saja karena tempat itu adalah tempat dimana Kristus berada dalam ”rumah Bapa-Ku”, tapi sebenarnya juga menunjukkan apa yang menjadi kesukaan Yesus yang muda itu.

Lihatlah Tuhan Yesus menikmati duduk-duduk dengan alim ulama, bercakap-cakap dengan mereka dan mengajukan berbagai pertanyaan. Yesus yang muda menunjukkan minat-Nya kepada perkara-perkara rohani. Di Bait Allah, Tuhan Yesus berdiskusi dengan para teolog, karena Dia berminat besar kepada pembicaraan tentang Bapa-Nya.

Saat ini, semakin sedikit orang muda menaruh minat terhadap kebenaran-kebenaran Firman Tuhan. Mengapa demkian? Karena memang ketertarikan orang muda di jaman ini lebih kepada dirinya sendiri. Jaman ini telah menuntun orang muda untuk meng-ekploitasi dirinya sendiri. Orang muda senang mempertontonkan dirinya sendiri, baik pikiran,perasaan dan penampilannya. Minat yang besar terhadap diri sendiri membuat orang muda hidup dalam hedonisme dan narsisisme. Akhirnya sudah menjadi masalah klasik bahwa kelas-kelas pemahaman Alkitab semakin sepi, kelompok-kelompok kecil tidak lagi bergairah, acara-acara pembinaan di gereja tidak lagi diminati. Padahal ciri khas seorang yang memiliki pertumbuhan rohani adalah minat yang besar juga dalam belajar akan kebenaran Firman Tuhan, senang mendiskusikannya, dan nyaman membicarakannya berlama-lama. Kristus di Bait Allah, menunjukan passion yang besar terhadap Allah, ada kesukaan tersendiri buat Tuhan Yesus untuk berdiskusi tentang Bapa-Nya dengan para alim ulama itu.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga memiliki minat bahkan kerinduan yang besar untuk membicarakan, mendiskusikan dan mempelajari kebenaran Firman Tuhan? Orang yang memiliki kegairahan yang besar kepada Allah adalah orang yang memiliki kerinduan. Rindu itu suatu rasa yang ajaib. Ada hal-hal yang besar yang bisa dilakukan oleh seseorang kalau dia merindukan sesuatu. Jadi rindu itu membuat terjadinya suatu dorongan yang besar di dalam diri kita untuk melakukan sesuatu. Orang Kristen seharusnya punya rindu pada Tuhan, sehingga dia menaruh minat yang besar pada pertumbuhan rohaninya dan pada pengenalan akan Tuhan. Pola inilah yang ditunjukkan oleh Kristus dari cerita yang sederhana tentang diri-Nya yang hilang di Yerusalem.

Didalam diri Kristus yang masih remaja yang punya kerinduan besar inilah, Lukas mencatat, bahwa Yesus bertambah besar, dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

No comments:

Post a Comment