Markus 4 : 26 - 29
4:26 Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,
4:27
lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih
itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya
tidak diketahui orang itu.
4:28 Bumi dengan sendirinya
mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian
butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
4:29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
Tugasku Mengabarkan, tapi Tuhan yang Mempertobatkan
Biasanya
kita berpikir bahwa setiap yang kita kerjakan perlu ada kalkulasi atau
perhitungannya. Kita bisa memperhitungkan seberapa jauh persiapannya,
apa yang harus dilakukan, bagaimana prosesnya dan seperti apa nanti
hasilnya. Tapi tentu kita juga tahu bahwa ada banyak dalam hidup kita
yang kita tidak bisa kendalikan sepenuhnya dan menentukan hasilnya
seperti apa. Bahkan banyak dalam hidup kita yang terjadi dimana kita
tidak lihat prosesnya secara langsung, tapi tiba-tiba kita lihat
hasilnya.
Perumpamaan tentang benih yang tumbuh ini bicara
tentang bagaimana Kerajan Allah terwujudkan dengan ajaib. Seperti orang
yang menabur benih di tanah, lalu orang yang menabur itu tidur. Tidur
disini tidak perlu diartikan bahwa dia tidak perduli, atau
malas-malasan, karena yang ditekan adalah terjadinya sesuatu pada benih
itu yang penaburnya tidak tahu bahkan tidak dapat mendeteksi bagaimana
prosesnya. Ada suatu proses yang terjadi antara waktu menabur dan waktu
menuai; kenyataan bahwa yang menabur ini tidur, sebenarnya mau
menunjukkan bahwa proses tersebut terjadi justru tanpa campur tangan si
penabur.
Perumpaman ini bicara tentang salah satu aspek Kerajaan
Allah, bahwa Kerajan Allah juga dinyatakan dengan cara yang misterius.
Seringkali Allah bekerja dengan misterius, datang dengan inisiatif
sepenuhnya dan tanpa menggunakan campur tangan manusia sama sekali. Hal
ini dapat kita lihat dalam pertobatan seseorang.
Allah bekerja
dengan misterius mempertobatkan orang. Seringkali kita mendengar
tagline: mengabarkan injil untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang sesat.
Pdahal sebenarnya kita tidak bisa menyelamatkan jiwa-jiwa yang sesat,
kita tidak bisa mempertobatkan orang. Yang bisa kita lakukan adalah
mengabarkan inji dan menaburkan benih! Kita sebenarnya hanya tahu
tiba-tiba orang percaya dan panen tiba!
Ada orang bisa mendengar
khotbah berkali-kali tapi tidak juga bergeming dan tidak bertobat juga.
Atau ada juga orang yang mendoakan pasangannya atau orang tuanya selama
bertahun-tahun supaya percaya Tuhan, tanpa tahu kapan yang didoakan
bertobat. Tapi suatu hari tiba-tiba saja orang itu bertobat karena suatu
khotbah yang sederhana, atau peristiwa hidup yang biasa dan tiba-tiba
saja hatinya berubah dan menerima Kristus. Mengapa demikian? Karena
Allah bekerja dengan kuasaNya secara penuh dan tidak bergantung pada
siapapun dan apapun juga untuk menjalankan rencanaNya. Ini adalah
proses yang hanya Tuhan secara eksklusif bisa lakukan dan tidak ada
campur tangan manusia didalamnya. Mengapa bisa demikian?
Karena
memang Dia adalah Allah yang berdaulat penuh, dan keberadaanya tidak
begantung oleh apapun dan oleh siapapun sehingga Dia bisa kapan saja
sesuka hatiNya berintervensi dalam hidup kita. Hal ini justru seharusnya
membuat kita semakin giat mengabarkan Injil karena kita tahu bukan kita
yang mempertobatkan tapi Allah yang mempertobatkan. Dia secara
misterius bekerja dalam hati manusia menumbuhkan iman percaya dalam hati
seseorang.
Jadi sahabat,, jangan pernah berhenti memberitakan
Injil, menaburkan kebenaran dan menyatakan Kasih, karena kita tahu
jerih payah kita tidak ada yang sia-sia karena didalamnya Allah bekerja
dengan misterius dan ajaib.
No comments:
Post a Comment