December 7, 2009

Renungan: Tugasku Mengabarkan, tapi Tuhan yang Mempertobatkan

Markus 4 : 26 - 29

4:26 Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,

4:27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.

4:28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.

4:29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."


Tugasku Mengabarkan, tapi Tuhan yang Mempertobatkan

Biasanya kita berpikir bahwa setiap yang kita kerjakan perlu ada kalkulasi atau perhitungannya. Kita bisa memperhitungkan seberapa jauh persiapannya, apa yang harus dilakukan, bagaimana prosesnya dan seperti apa nanti hasilnya. Tapi tentu kita juga tahu bahwa ada banyak dalam hidup kita yang kita tidak bisa kendalikan sepenuhnya dan menentukan hasilnya seperti apa. Bahkan banyak dalam hidup kita yang terjadi dimana kita tidak lihat prosesnya secara langsung, tapi tiba-tiba kita lihat hasilnya.

Perumpamaan tentang benih yang tumbuh ini bicara tentang bagaimana Kerajan Allah terwujudkan dengan ajaib. Seperti orang yang menabur benih di tanah, lalu orang yang menabur itu tidur. Tidur disini tidak perlu diartikan bahwa dia tidak perduli, atau malas-malasan, karena yang ditekan adalah terjadinya sesuatu pada benih itu yang penaburnya tidak tahu bahkan tidak dapat mendeteksi bagaimana prosesnya. Ada suatu proses yang terjadi antara waktu menabur dan waktu menuai; kenyataan bahwa yang menabur ini tidur, sebenarnya mau menunjukkan bahwa proses tersebut terjadi justru tanpa campur tangan si penabur.

Perumpaman ini bicara tentang salah satu aspek Kerajaan Allah, bahwa Kerajan Allah juga dinyatakan dengan cara yang misterius. Seringkali Allah bekerja dengan misterius, datang dengan inisiatif sepenuhnya dan tanpa menggunakan campur tangan manusia sama sekali. Hal ini dapat kita lihat dalam pertobatan seseorang.

Allah bekerja dengan misterius mempertobatkan orang. Seringkali kita mendengar tagline: mengabarkan injil untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang sesat. Pdahal sebenarnya kita tidak bisa menyelamatkan jiwa-jiwa yang sesat, kita tidak bisa mempertobatkan orang. Yang bisa kita lakukan adalah mengabarkan inji dan menaburkan benih! Kita sebenarnya hanya tahu tiba-tiba orang percaya dan panen tiba!

Ada orang bisa mendengar khotbah berkali-kali tapi tidak juga bergeming dan tidak bertobat juga. Atau ada juga orang yang mendoakan pasangannya atau orang tuanya selama bertahun-tahun supaya percaya Tuhan, tanpa tahu kapan yang didoakan bertobat. Tapi suatu hari tiba-tiba saja orang itu bertobat karena suatu khotbah yang sederhana, atau peristiwa hidup yang biasa dan tiba-tiba saja hatinya berubah dan menerima Kristus. Mengapa demikian? Karena Allah bekerja dengan kuasaNya secara penuh dan tidak bergantung pada siapapun dan apapun juga untuk menjalankan rencanaNya. Ini adalah proses yang hanya Tuhan secara eksklusif bisa lakukan dan tidak ada campur tangan manusia didalamnya. Mengapa bisa demikian?

Karena memang Dia adalah Allah yang berdaulat penuh, dan keberadaanya tidak begantung oleh apapun dan oleh siapapun sehingga Dia bisa kapan saja sesuka hatiNya berintervensi dalam hidup kita. Hal ini justru seharusnya membuat kita semakin giat mengabarkan Injil karena kita tahu bukan kita yang mempertobatkan tapi Allah yang mempertobatkan. Dia secara misterius bekerja dalam hati manusia menumbuhkan iman percaya dalam hati seseorang.

Jadi sahabat,, jangan pernah berhenti memberitakan Injil, menaburkan kebenaran dan menyatakan Kasih, karena kita tahu jerih payah kita tidak ada yang sia-sia karena didalamnya Allah bekerja dengan misterius dan ajaib.

No comments:

Post a Comment