December 11, 2009

Renungan: Menjadi Laki-Laki yang Allah Inginkan

Kejadian 3 : 6

3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.

Hakim - Hakim 4 : 7 - 8

4:7 dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu."

4:8 Jawab Barak kepada Debora: "Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju akupun tidak maju."

1 Timotius 6 : 11

6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.


Menjadi Laki-Laki yang Allah Inginkan

Kita memang hidup didalam budaya dengan patriakal yang kuat. Pejuang perempuan sering bilang bahwa perempuan hidup didalam dunia laki-laki. Laki-laki dari kecil sudah menyadari perbedaan kelas yang dimilikinya dengan perempuan. Di rumah dia diperlakukan lebih istimewa dari saudara perempuannya. Orang tuanya selalu mengatakan “kamu kan anak laki….”

Tanpa disadari laki-laki menjadi bertumbuh kesadarannya bahwa memang dia lebih dari perempuan, dan perempuan bergantung padanya. Itu sebabnya pada umumnya laki-laki lebih senang bila perempuan bermanja-manja dengannya, dan melihat betapa perempuan itu membutuhkannya. Entah kondisi social ataupun kondisi psikologis yang membentuknya, tapi pada umumnya gambaran seorang laki-laki seringkali ditampilkan dengan karakteristik : kuat, berkuasa, punya harga diri, berotoritas, dan mandiri.

Tapi bagaimana potret laki-laki yang diinginkan Allah? Allah menciptakan laki-laki dan perempuan berbeda dan unik. Sekali lagi tidak berarti ada yang lebih tinggi dan ada yang lebih rendah. Tapi dengan adanya 2 dan berbeda, tentu Allah punya maksud yang unik, yang Dia ingin lihat dalam diri seorang laki-laki dan seorang perempuan. Kita diciptakan bukan dengan “sexless spirit” tapi kita masing-masing laki-laki dan perempuan yang berbeda, dan dengan mengerti masing-masing maka kita bisa menjalin komunikasi yang baik, dan menjadi team yang baik.

Laki-laki didisain untuk menjadi pemimpin. Menjadi pemimpin jangan disamakan dengan “menguasai” apalagi “mendominasi” dan “mengeksploitir”. Allah memanggil laki-laki untuk memimpin, bukan untuk mendominasi. Adam gagal menjadi pemimpin. Dia ada disana bersama-sama istrinya, tapi dia gagal memimpin istri untuk tidak digoda oleh iblis, dan juga gagal memimpin dirinya sendiri untuk tidak tergoda hal yang sama.

Laki-laki harus kuat didalam mengambil keputusan-keputusan yang penting, bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi untuk kebaikan bersama. Harus diingat, ketika laki-laki tidak bersedia memimpin, maka perempuan akan maju; dan sebenarnya itu sesuatu yang memalukan, bukan karena kenyataan perempuan yang maju, tapi karena kenyataan laki-laki yang tidak mau maju. Begitulah cerita Debora dan Barak. Barak yang panglima perang, tidak berani maju memimpin, malah mengatakan pada Debora, “kalau kamu maju, aku ikut, kalau kamu tidak, aku juga tidak”. Barak akhirnya kehilangan peran!! Ketika laki-laki tidak mau ambil tanggung jawabnya, maka dia akan kehilangan perannya. Perhatikan cerita dalam hakim-hakim itu, pada akhirnya yang membunuh musuh Israel, adalah perempuan, dan ini sesuatu yang sangat memalukan buat orang Israel.

Laki-laki harus memimpin dalam kebenaran yaitu “speaking the truth”. Bukan berarti perempuan tidak bicara benar, tapi laki-laki dengan kepemimpinannya harus berbicara kebenaran. Mulut laki-laki harus seperti emas! Itulah nasihat Paulus kepada Timotius. Timotius dinasihati untuk berhati-hati dengan perkataan yang dapat menghancurkan orang lain bahkan keutuhan komunitas. Dalam 1 Timotius 6:11, dikatakan “hai manusia Allah (man of God) jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.” Kalau laki-laki sudah gagal di ucapannya, maka sulit untuk percaya bahwa dia adalah orang yang bertanggung jawab.

Sobat muda, jadilah laki-laki yang diinginkan Allah!

No comments:

Post a Comment