Hosea 3 : 1 - 5
3:1 Berfirmanlah TUHAN kepadaku:
"Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah,
seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling
kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis."
3:2 Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai.
3:3
Aku berkata kepadanya: "Lama engkau harus diam padaku dengan tidak
bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku
ini tidak akan bersetubuh dengan engkau."
3:4 Sebab lama orang
Israel akan diam dengan tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban,
tiada tugu berhala dan tiada efod dan terafim.
3:5 Sesudah itu
orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka, dan
Daud, raja mereka. Mereka akan datang dengan gementar kepada TUHAN dan
kepada kebaikan-Nya pada hari-hari yang terakhir.
He loves me
“Love” di jaman ini sudah menjadi barang usang. Tema “cinta” telah
dituangkan dalam bentuk media apa saja: buku, lagu, film, photografi dan
lain sebagainya. Cinta menjadi hal yang sangat umum dibicarakan dan
mudah juga diungkapkan. Cinta menjadi sekedar rasa dan pengalaman, tapi
tidak ada tanggung jawab, penghormatan dan komitmen dimana hal-hal itu
sudah mulai ditanggalkan dalam arena cinta. Di mimbar-mimbar gereja,
khotbah tentang kasih juga sudah semakin hambar di telinga jemaat, yang
ketika mendengarnya akan mengatakan “itu aku sudah tahu…”. Walau tema
kasih adalah tema yang popular dikhotbahkan, herannya manusia paling
susah belajar tentang kasih. Kita melihat sedikit orang yang punya kasih
yang tulus, lebih banyak orang jahat yang hatinya tidak lurus.
Kita
boleh saja bilang tema kasih itu sudah semakin usang, bahkan kita
mungkin semakin skeptis tentang kasih. Tapi Alkitab memperlihatkan bahwa
Allah adalah Allah yang mengasihi manusia. Bahkan “kasih” adalah sifat
Allah yang paling jelas dan sering disebut tentang diriNya. Aneh bukan?
Apa yang mulia dan kudus, bahkan yang melekat pada Allah sebagai
sifatNya yang kudus telah menjadi usang dalam realita manusia. Padahal
kasih adalah sifat yang Ilahi, namun dalam dunia kita, hal itu sudah
semakin kabur maknanya.
Begitu pentingnya pelajaran tentang
Kasih, sampai-sampai Hosea harus menjelaskan tentang kasih Allah bukan
dengan khotbah, tapi dengan suatu gambaran yang hidup: yaitu
pengalamannya sendiri. Allah memerintahkan Hosea untuk “membeli”
istrinya atau menebus istrinya sendiri dari rumah persundalan. Jadi
perempuan ini sudah pernah lari dari Hosea, namun Allah memerintahkan
Hosea untuk mencarinya lagi. Disini Hosea sedang menggambarkan Allah
yang mengasihi orang Israel yang berkali-kali juga sudah mengkhianati
Tuhan dan berpaling dariNya. Mengasihi seseorang yang tidak mengasihi
kita dan bahkan tidak layak menerima kasih, tentu sangat menyakitkan.
Tapi memang itulah yang Allah lakukan pada orang Israel. Berkali-kali
bangsa ini berubah hatinya menyembah dan menyerahkan diri pada
dewa-dewa, tapi Allah tetap mencari dan melepaskan mereka untuk kembali
padaNya lagi. Semua itu semata hanya karena Allah mengasihi Israel.
Dalam
hidup kita banyak orang yang mulanya mengasihi kita dan memberikan
kebahagiaan pada kita, tapi dalam perjalanannya kemudian berubah dan
tidak mengasihi lagi. Manusia memang mudah sekali menyerah dan berubah
kasihnya. Tapi tidak demikian dengan Tuhan kita. Kekuatan Kasih Allah
sanggup membuat kita kembali padaNya, walau sejauh apapun kita sudah
menyimpang. Dia mencari kita dan menginginkan kita ada lekat denganNya.
Sobat muda, ketika semua orang berubah kasihnya, tetaplah bersyukur karena masih ada Tuhan yang tidak pernah berubah kasihNya.
No comments:
Post a Comment